Selama saya mencoba produktif, ada beberapa hal yang mendistraksi saya untuk tetap stay focus. Mulai dari hal kecil hingga hal yang besar. Tapi dari pengalaman saya bekerja dan ingin produktif, ada hal-hal yang paling signifikan berpengaruh dalam menghambat produktifitas. Hal tersebut adalah sebagai berikut:
1. Prokastinasi
Yang pertama adalah prokastinasi, yaitu kecenderungan untuk menunda-nunda pekerjaan / tugas yang seharusnya diselesaikan. Biasanya prokastinasi berawal dari kata "entaran deh", "nanti aja", "masih bisa besok juga". Akhirnya yang katanya nanti atau besok aja, malah jadi tertunda seminggu, sebulan, atau bahkan gak diselesaikan sama sekali.
Jadi solusinya adalah coba untuk menghindari berpikir atau mengucapkan kata-kata tersebut. Lebih baik diam dan tetap mengerjakan pekerjaan hingga pada titik jenuh / lelah, baru beristirahat. Selain itu, teman-teman juga perlu menentukan deadline sendiri pada tugas yang harus diselesaikan, sehingga ada sedikit "Power of Kepepet" yang muncul untuk menyelesaikan pekerjaan teman-teman.
2. Doomscrolling
Selanjutnya adalah Doomscrolling atau scrolling di smartphone dalam waktu yang terlalu lama. Saya sendiri juga sebenarnya masih susah untuk menghilangkan kebiasaan ini. Saat mengecek screen time saya di smartphone, ternyata saya bisa menghabiskan hingga 3-6 jam sehari scrolling di sosmed. Walaupun gak bisa dipungkiri memang kalau sosmed memberikan kita hiburan atau dopamin instan dengan mudah. Namun bahayanya akan membuat kita semakin bergantung dan susah lepas dari layar smartphone kita.
Solusinya bagaimana? Pertama-tama teman-teman harus membangun kesadaran dengan melihat screen time saat bermain di sosmed. Saya sendiri parahnya bisa 3-6 jam scrolling sosmed dalam 1 hari. Jika dijumlahkan dalam sebulan, jumlahnya sekitar 90 - 180 jam alias 3-7 hari waktu saya hanya dipakai scrolling sosmed dalam sebulan. Kalau setahun, berarti saya menghabiskan 36-84 hari atau 1-3 bulan waktu saya dalam setahun cuman buat scrolling sosmed. Bayangkan kalau waktu scrolling sosmed tersebut saya pakai untuk olahraga atau produktif.
Kedua adalah dengan menjauhkan smartphone dari kita. Jadi setelah teman-teman aware dengan waktu screen time teman-teman scrolling sosmed, hal itu dapat memotivasi teman-teman untuk menjauhkan smartphone dari kita. Mungkin sesekali 5-10 menit saja main smartphone saat istirahat.
Lalu berikutnya adalah menghidupkan fitur alarm atau reminder dari screen time saat scrolling. Hal ini dapat membantu memutus sementara saat kita terlalu terlena saat scrolling
3. PMO
PMO atau "P*rn, Masturbation, and Orgasm", merupakan kegiatan yang kebanyakan dilakukan kaum pria saat memiliki waktu luang sendiri. Alih-alih waktunya dipakai produktif atau olah raga, tapi kebanyakan malah dipakai untuk PMO. Sebenarnya hal ini juga berhubungan dengan doomscrolling, karena saat kita scrolling, kemungkinan besar kita akan bertemu konten soft p*rn atau konten wanita yang bergaya seksi. Hal kecil ini bisa menjadi pemicu kita untuk melakukan PMO, yang tentu saja akan membuang waktu produktif kita.
Mulai dari terpancing untuk mencari lebih banyak konten PMO, hingga proses PMO-nya yang memakan waktu yang gak sebentar. Kalaupun sebentar, itu juga menjadi pertanda kesehatan yang buruk bagi si pria. Jadi mau PMO-nya cepat atau lama, posisinya akan tetap lose-lose solution.
Terus solusi mencegah atau menghindari PMO bagaimana?
- Yang pertama tentu saja dengan solusi yang sama dengan doomscrolling, yaitu jauhkan smartphone saat fokus bekerja.
- Kedua kata Dokter Tirta, kalau terpancing PMO sebaiknya melakukan push-up. Dengan melakukan sistem challenge punishment, misalnya challenge hukuman 5-10 push-up kalau ketemu konten soft p*rn saat scrolling.
- Ketiga adalah minum air putih, karena dengan minum air putih yang banyak, hal itu dapat membuat kita sering buang air kecil, dan buang air kecil dapat membantu meredakan keinginan PMO.
- Keempat yaitu menghindari makanan yang memancing libido saat bekerja, seperti coklat dsb.
- Kelima adalah bekerja / produktif di luar kamar atau rumah, untuk meminimalisir keinginan PMO.
4. Analysis Paralysis
Masih banyak yang belum tahu dengan yang satu ini. Analysis paralysis merupakan kondisi orang yang terlalu banyak ide atau informasi di kepalanya, sehingga mereka jadi bingung sendiri dan gak bisa mengambil keputusan, bahkan parahnya ada yang bisa sampai stress. Ternyata kebanyakan ide juga gak baik ya. Justru malah membuat kita paralyze atau diam karena kondisi tubuh kita yang lelah duluan akibat terlalu banyak berpikir. Analysis Paralysis juga rawan diderita oleh orang perfeksionis, karena terlalu banyak yang dipikirkan dan diperhitungkan karena takut salah, sehingga malah gak ada rencana yang jalan sama sekali karena kepala sudah overheat duluan.
Solusinya kalau saya pribadi adalah dengan menulis ide-ide ke dalam catatan dulu. Sehingga memudahkan kita untuk membuat skala prioritas dari apa yang ingin dikerjakan. Sehingga otak bisa fokus pada pekerjaan satu per satu.
5. Perfeksionis
Gak ada yang sempurna di dunia ini, sehingga mengejar kesempurnaan justru akan membuat kita tersiksa sendiri. Bagi orang yang perfeksionis, seperti saya sendiri, membuat produktifitas menjadi gak berjalan dengan baik. Seperti hal yang seharusnya bisa terus berprogres berjalan, malah bisa kembali ke nol, hanya karena terasa kurang sempurna atau perfect. Lebih parah lagi, gak memulai sama sekali, karena terlalu ingin sempurna.
Kalau begini bagaimana cara mengatasinya? Kalau dari saya sih caranya dengan mengerjakan sesuatu dengan simpel / sederhana aja, atau bahasa seninya "minimalis". Sesuatu yang simpel dan minimalis mempermudah kita untuk membuat sesuatu menjadi lebih rapi dan sedikit kesalahan, alias mendekati sempurna. Sehingga hidup atau bekerja dengan konsep minimalis akan sangat membantu meredakan gejala perfeksionis tersebut.
Selain itu, merapikan kamar dan menatanya secara minimalis juga membantu menenangkan pikiran, sehingga terhindari dari sausana yang mumet.
6. Mager
Yang terakhir, penghambat produktifitas itu sendiri adalah mager atau malas gerak. Hal ini sebenarnya berhubungan dengan prokastinasi, karena mager inilah yang memicu kita untuk menunda pekerjaan. Hal ini disebabkan karena tubuh kita jarang digunakan untuk bergerak, sehingga tubuh kita jadi malas.
Saya sendiri juga menulis tentang topik mager lebih lengkap yang bisa teman-teman baca disini. Tapi intinya, untuk mencegah mager adalah dengan membiasakan tubuh untuk lebih aktif dan banyak bergerak, seperti olahraga atau yang paling simpel adalah perbanyak jalan kaki atau peregangan tubuh.
Posting Komentar